BELAJAR MENULIS GELOMBANG 10
Pertemuan 14 : Kamis, 13
Mei 2020
Waktu : pukul
13.00 – 15.00
Pemateri : Asep Sapa'at
Topik : Pengalaman Menulis Opini dan
Hikmah Republika
Peresume : Sri Budi
Handayani
Sribudihandayani.blogspot.com
Sangat menarik pendapat Prof. Dr.Unifah
Rosyidi, Ketua umum PGRI tentang penulis bahwa"Asep adalah sedikit pendidik muda yang berani memilih jalan sebagai pendidik di
luar kelas, di luar mainstream guru pada umumnya. Dengan ketajaman dan
keruntutan cara pikirnya, pemahamannya yang detail terhadap proses pendidikan,
kecintaannya yang dalam terhadap kemajuan pendidikan, terutama para guru,membuat ide-idenya
mengalir dalam tulisan-tulisan yang mencerahkan dan membangkitkan motivasi.Sosok
humanis yang rendah hati, dicintai, dan kehadirannya selalu dinanti dalam tulisan
maupun dalam interaksi langsung." Tentu penulis ini sangat menginspirasi kita terutama dalam dunia
menulis.
Mengutip pendapat Hernowo , bahwa aktivitas menulis adalah
mengikat makna sebagai cara untuk memaknai hal-hal yang bisa kita
lihat, dengar, rasakan, renungi. Banyak hambatan menulis antara lain kesulitan mengalirkan gagasan, ada juga karena faktor mood, ada pula yang
disebabkan karena faktor penguasaan bahasa serta keterampilan menulis. Namun
hakikatnya, setiap diri kita bisa menulis jika konsisten mau belajar. Hal yang
paling mudah ditulis adalah sesuatu yang dekat dengan diri kita.
Tips yang dibagikan sebelum mengirim
tulisan adalah menulis di buku harian. Menulis di buku harian
adalah cara ampuh untuk membangun kepercayaan diri untuk menuangkan gagasan.Berikut
ini merupakan ranah dan jenis tulisan dikutib dari pendapat Bambang Trimansyah
bahwa sifat tulisan terbagi ke dalam 4 sifat, yaitu:
1. Pribadi tertutup, yakni tulisan bersifat sangat
pribadi dan cenderung dirahasiakan agar tidak dibaca atau terbaca oleh orang
lain. Tulisan ini biasanya berupa diari, surat-surat pribadi, ataupun
catatan-catatan rahasia.
2. Pribadi terbuka, yakni tulisan bersifat pribadi
ataupun sangat pribadi, tetapi dibiarkan ataupun disengaja untuk dibaca orang
lain. Tulisan semacam ini muncul akibat perkembangan teknologi informasi,
terutama di dunia internet. Tulisan-tulisan di blog, situs, ataupun media
sosial cenderung banyak yang bersifat pribadi, subjektif, dan kadang malah
dibuat sesuka hati.
3. Publik terbatas, yakni tulisan yang ditujukan untuk
konsumsi orang banyak, tetapi dalam lingkup terbatas, misalnya lingkup
komunitas, lingkup keagamaan, ataupun lingkup sesama teman yang saling kenal.
4. Publik terbuka, yakni tulisan yang ditujukan untuk
konsumsi orang banyak secara terbuka dan luas meskipun menyasar pada segmen
pembaca tertentu. Tulisan ini bebas dibaca siapa pun yang berminat.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar tulisan kita memiliki ruh
atau jiwanya. Menurut Mas Fauzil Adhim, ada 6 aspek yang harus dikembangkan
agar tulisan kita memiliki jiwa.
Tulisan akan memiliki jiwa saat penulis (1)memiliki visi hidup (cita-cita dan harapan), (2) melibatkan emosi saat menulis, (3)luas wawasannya (banyak membaca, berdiskusi,
jalan-jalan),(4) berbagi pengalaman hidup nyata yang pernah dialami,(5) menggunakan nalar atau logika yang tepat, dan (6) tulisan sebagai hasil perenungan yang mendalam tentang apapun yang akan
ditulis.
Lima proses yang dilalui dalam menulis
antara lain menggagas, menyusun draf, merevisi, menyunting, dan menerbtkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar