Kamis, 14 Mei 2020

BERBAGI TRIK MENULIS


                          
BELAJAR MENULIS GELOMBANG 10
Pertemuan 14      : Kamis, 13 Mei 2020
Waktu                 : pukul 13.00 – 15.00
Pemateri             : Asep Sapa'at
Topik                   : Pengalaman Menulis Opini dan Hikmah Republika
Peresume           : Sri Budi Handayani
                             (sribudismansa65@gmail.com)
                             Sribudihandayani.blogspot.com

       Sangat menarik pendapat Prof. Dr.Unifah Rosyidi, Ketua umum PGRI tentang penulis bahwa"Asep adalah sedikit pendidik muda yang berani memilih jalan sebagai pendidik di luar kelas, di luar mainstream guru pada umumnya. Dengan ketajaman dan keruntutan cara pikirnya, pemahamannya yang detail terhadap proses pendidikan, kecintaannya yang dalam terhadap kemajuan pendidikan, terutama para guru,membuat ide-idenya mengalir dalam tulisan-tulisan yang mencerahkan dan membangkitkan motivasi.Sosok humanis yang rendah hati, dicintai, dan kehadirannya selalu dinanti dalam tulisan maupun dalam interaksi langsung." Tentu penulis ini sangat menginspirasi kita terutama dalam dunia menulis.
       Mengutip pendapat Hernowo , bahwa aktivitas menulis adalah mengikat makna sebagai cara untuk memaknai hal-hal yang bisa kita lihat, dengar, rasakan, renungi. Banyak hambatan menulis antara lain kesulitan mengalirkan gagasan, ada juga karena faktor mood, ada pula yang disebabkan karena faktor penguasaan bahasa serta keterampilan menulis. Namun hakikatnya, setiap diri kita bisa menulis jika konsisten mau belajar. Hal yang paling mudah ditulis adalah sesuatu yang dekat dengan diri kita.
       Tips yang dibagikan sebelum mengirim tulisan adalah menulis di buku harian. Menulis di buku harian adalah cara ampuh untuk membangun kepercayaan diri untuk menuangkan gagasan.Berikut ini merupakan ranah dan jenis tulisan dikutib dari pendapat Bambang Trimansyah bahwa sifat tulisan terbagi ke dalam 4 sifat, yaitu:
1. Pribadi tertutup, yakni tulisan bersifat sangat pribadi dan cenderung dirahasiakan agar tidak dibaca atau terbaca oleh orang lain. Tulisan ini biasanya berupa diari, surat-surat pribadi, ataupun catatan-catatan rahasia.

2. Pribadi terbuka, yakni tulisan bersifat pribadi ataupun sangat pribadi, tetapi dibiarkan ataupun disengaja untuk dibaca orang lain. Tulisan semacam ini muncul akibat perkembangan teknologi informasi, terutama di dunia internet. Tulisan-tulisan di blog, situs, ataupun media sosial cenderung banyak yang bersifat pribadi, subjektif, dan kadang malah dibuat sesuka hati.

3. Publik terbatas, yakni tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak, tetapi dalam lingkup terbatas, misalnya lingkup komunitas, lingkup keagamaan, ataupun lingkup sesama teman yang saling kenal.

4. Publik terbuka, yakni tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak secara terbuka dan luas meskipun menyasar pada segmen pembaca tertentu. Tulisan ini bebas dibaca siapa pun yang berminat.
          Beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar tulisan kita memiliki ruh atau jiwanya. Menurut Mas Fauzil Adhim, ada 6 aspek yang harus dikembangkan agar tulisan kita memiliki jiwa.
Tulisan akan memiliki jiwa saat penulis (1)memiliki visi hidup (cita-cita dan harapan), (2) melibatkan emosi saat menulis, (3)luas wawasannya (banyak membaca, berdiskusi, jalan-jalan),(4) berbagi pengalaman hidup nyata yang pernah dialami,(5) menggunakan nalar atau logika yang tepat, dan (6) tulisan sebagai hasil perenungan yang mendalam tentang apapun yang akan ditulis.
         Lima proses yang dilalui dalam menulis antara lain menggagas, menyusun draf, merevisi, menyunting, dan menerbtkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar